Sumber : antaranews.com
Rabu, 5 Juni 2024 17:52 WIB
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian telah menyiapkan strategi
standardisasi industri keramik guna memacu peningkatan kualitas dan efisiensi
produksi sehingga secara langsung meningkatkan daya saing sektor tersebut di
pasar domestik maupun global.
"Kami mengakselerasi penerapan standardisasi di industri keramik
dan mineral nonlogam untuk meningkatkan produktivitas dan daya saingnya,†kata
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian
Perindustrian Andi Rizaldi dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Dirinya menjelaskan penerapan standardisasi tersebut tidak hanya
terkait dengan pemberlakuan Standard Nasional Indonesia (SNI) saja, melainkan
juga mencakup standard industri hijau, dan standard spesifikasi teknologi
industri.
Ia mengatakan strategi ini memiliki tiga peranan penting dalam
peningkatan daya saing industri keramik, antara lain yakni sebagai barometer
kualitas yang konsisten untuk produk keramik, sehingga memastikan bahwa barang
yang dijual di pasaran memenuhi standar yang tinggi dan dapat bersaing di pasar
global.
Selanjutnya, standardisasi ini dinilai mendorong inovasi teknologi
produksi dan material, itu karena indikator yang berkembang memerlukan
peningkatan berkelanjutan untuk memenuhi persyaratan pasar global yang ketat.
Sehingga penerapan standardisasi tersebut bisa memacu inovasi teknologi sektor
keramik secara masif.
Selain itu, strategi standardisasi ini juga memiliki peranan sebagai
hambatan perdagangan non-tarif (non-tariff barrier) yang memberikan jaminan
terhadap produk keramik impor supaya memenuhi persyaratan keamanan,
keselamatan, dan kesehatan lingkungan hidup yang ditetapkan oleh Indonesia.
Pihaknya mencatat kinerja subsektor industri Barang Galian Non Logam (BGNL) yang membawahi industri keramik, mampu tumbuh signifikan pada triwulan IV tahun 2023 sebesar 9,17 persen. Angka ini naik dibanding triwulan I 2023 yang mengalami kontraksi minus 2,1 persen.
Ia berharap melalui penerapan standardisasi tersebut dapat memacu kontribusi sektor keramik terhadap peningkatan perekonomian nasional.
Sumber : industry.co.id
Rabu, 05 Juni 2024 - 17:44 WIB
Jakarta - Standardisasi menjadi
instrumen yang penting dalam meningkatkan daya saing industri nasional. Tidak
hanya berguna meningkatkan kualitas dan efisiensi produksi, penerapan
standardisasi juga diyakini dapat memperkuat posisi industri dalam negeri di
pasar global.
“Salah satunya, kami mengakselerasi
penerapan standardisasi di industri keramik dan mineral nonlogam untuk
meningkatkan produktivitas dan daya saingnya,†kata Kepala Badan Standardisasi
dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian, Andi Rizaldi
pada acara Temu Usaha Industri di Balai Besar Standardisasi Dan Pelayanan Jasa
Industri Keramik Dan Mineral Nonlogam (BBSPJIKMN) Bandung, Rabu (5/6/2024).
Andi mengemukakan bahwa kinerja
subsektor industri Barang Galian Non Logam (BGNL) yang membawahi industri
keramik dan mineral nonlogam lainnya, mampu tumbuh signifikan pada triwulan IV
tahun 2023 sebesar 9,17 persen, naik dibanding triwulan I-2023 yang mengalami
kontraksi -2,1 persen. “Sektor industri BGNL mampu berkontribusi 2,81 persen
terhadap PDB industri pengolahan nonmigas,†ujarnya.
Guna menggenjot performa industri
manufaktur nasional, termasuk sektor industri keramik, Kemenperin telah
menyiapkan sejumlah strategi. Misalnya penerapan standardisasi, yang tidak
hanya terkait dengan pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI), tetapi juga
melingkupi standar industri hijau dan standar spesifikasi teknologi industri.
“Bahkan, kami juga berperan dalam
implementasi standar halal melalui Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) yang dimiliki
beberapa Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan BSKJI Kemenperin,†tutur
Andi.
Menurut Andi, ada tiga peran penting
dalam penerapan standardisasi untuk sektor industri. Pertama, sebagai instrumen
meningkatkan kualitas produk. Standardisasi dapat membantu menetapkan parameter
kualitas yang konsisten untuk produk keramik dan mineral nonlogam, sehingga
memastikan bahwa produk-produk tersebut memenuhi standar yang tinggi dan dapat
bersaing di pasar global.
Kedua, sebagai upaya peningkatan
efisiensi produksi termasuk inovasi teknologi. Standardisasi dinilai mendorong
inovasi dalam teknologi produksi dan material, karena standar yang berkembang
memerlukan peningkatan terus menerus dalam teknologi untuk memenuhi persyaratan
yang lebih ketat.
“Peran ketiga adalah sebagai
non-tariff barrier yang menjamin bahwa barang-barang yang berasal dari negara
lain telah memenuhi persyaratan keamanan, keselamatan dan kesehatan lingkungan
hidup,†ungkap Andi. Dengan demikian, penerapan standardisasi di bidang
industri keramik dan mineral berujung pada peningkatan daya saing nasional
secara keseluruhan.
Balai Besar Standardisasi dan
Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam (BBSPJIKMN) Bandung sebagai UPT dibawah BSKJI memiliki
peranan penting dalam memastikan bahwa komoditas keramik dan mineral nonlogam
yang dihasilkan oleh industri dalam negeri memenuhi standar mutu yang berlaku.
“Kami berharap kegiatan Temu Usaha
Industri ini dapat mendukung dan mendorong kinerja industri keramik dan mineral
nonlogam nasional agar menjadi lebih baik,†tandasnya.
Mengusung tema “Peran Standardisasi
Industri Keramik dan Mineral Nonlogam untuk Meningkatkan Daya Saing Industri
Nasionalâ€, Kepala BBSPJIKMN Azhar Fitri menyampaikan, kegiatan Temu Usaha
Industri bertujuan untuk memfasilitasi kolaborasi antara pemangku kepentingan
industri, memberikan wawasan tentang tren terbaru dan tantangan di pasar
global, memperluas jaringan bisnis dan peluang kerjasama, serta mendorong
keberlanjutan dan penggunaan teknologi hijau dalam industri.
“Dalam acara ini juga diselenggarakan seminar yang membahas pengamanan industri dalam mendukung daya saing industri nasional, tantangan dan daya saing industri keramik nasional, penerapan sertifikasi industri hijau di bidang keramik, juga paparan dari perwakilan dari SIRIM Malaysia yang akan membawakan topik Understanding SIRIM: Malaysia’s Standard of Excellence yang dihadiri oleh pelaku industri dalam negeri, asosiasi, lembaga pemerintahan lintas sektoral serta pegawai dari satuan kerja di lingkungan Kemenperin,†paparnya.
Dalam rangkaian Temu Usaha Industri,
dilaksanakan pula penandatanganan MoUkerjasamadengan PT Bamas Mulia
Feldsparindodalam rangka optimalisasi teknologi pengolahan feldspar menggunakan
teknologi magnetic separator dan penyerahan sertifikat kompetensi SDM industri
keramik, yangdiserahkan kepada PT Lucky Indah Keramik, PT Narumi Indonesia, dan
PT Roca Refractories. Penyerahan sertifikat Sistem Manajemen Mutu (SMM) juga
akan dilakukan untuk PT Rumah Keramik Indonesia, Sertifikat Industri Hijau
untuk PT Muliaglass dan PT Sango Ceramics Indonesia.
Sumber : dialeksis.com
Rabu, 05 Juni 2024 18:00 WIB
Kepala
Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian
Perindustrian, Andi Rizaldi
menyampaikan
pihaknya mengakselerasi penerapan standardisasi di industri keramik dan mineral
nonlogam industri nasional. Tidak hanya berguna meningkatkan kualitas dan esiensi
produksi, penerapan standardisasi juga diyakini dapat memperkuat posisi
industri dalam negeri di pasar global.
“Salah satunya, kami mengakselerasi penerapan standardisasi di industri keramik dan mineral
nonlogam untuk meningkatkan produktivitas dan daya saingnya,†kata Kepala Badan
Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian,
Andi Rizaldi di Bandung, Rabu (5/6/2024).
Kepala BSKJI mengemukakan bahwa kinerja subsektor industri
Barang Galian Non Logam (BGNL) yang membawahi industri
keramik dan mineral nonlogam
lainnya, mampu tumbuh signikan pada triwulan IV tahun 2023 sebesar 9,17 persen, naik
dibanding triwulan I-2023 yang mengalami kontraksi -2,1 persen. “Sektor industri BGNL mampu
berkontribusi 2,81 persen terhadap PDB industri pengolahan nonmigas,†ujarnya.
Guna menggenjot performa industri manufaktur nasional, termasuk
sektor industri keramik, Kemenperin telah menyiapkan sejumlah strategi.
Misalnya penerapan standardisasi, yang tidak hanya terkait dengan pemberlakuan Standar
Nasional Indonesia (SNI), tetapi juga melingkupi standar industri hijau dan
standar spesikasi teknologi industri.
Menurutnya, ada tiga peran penting dalam penerapan standardisasi
untuk sektor industri. Pertama, sebagai instrumen meningkatkan kualitas produk.
Standardisasi dapat membantu menetapkan parameter kualitas yang konsisten untuk
produk keramik dan mineral nonlogam, sehingga memastikan bahwa produk-produk
tersebut memenuhi standar yang tinggi dan dapat bersaing di pasar global.
Kedua, sebagai upaya peningkatan esiensi produksi termasuk
inovasi teknologi. Standardisasi dinilai
mendorong inovasi dalam teknologi produksi dan material, karena
standar yang berkembang memerlukan peningkatan terus menerus dalam teknologi
untuk memenuhi persyaratan yang lebih ketat.
“Peran ketiga adalah sebagai non-tariff barrier yang menjamin
bahwa barang-barang yang berasal dari negara lain telah memenuhi persyaratan
keamanan, keselamatan dan kesehatan lingkungan hidup,†ungkap Andi.
Dengan demikian, penerapan standardisasi di bidang industri
keramik dan mineral berujung pada peningkatan daya saing nasional secara
keseluruhan.
Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik
dan Mineral Nonlogam (BBSPJIKMN) Bandung sebagai UPT dibawah BSKJI memiliki
peranan penting dalam memastikan bahwa komoditas keramik dan mineral nonlogam
yang dihasilkan oleh industri dalam negeri memenuhi standar mutu yang berlaku.
“Kami berharap kegiatan Temu Usaha Industri ini dapat mendukung
dan mendorong kinerja industri keramik dan mineral nonlogam nasional agar
menjadi lebih baik,†tandasnya.
Sumber : kemenperin.go.id
Rabu, 5 Juni 2024
Standardisasi menjadi instrumen yang penting dalam meningkatkan daya
saing industri nasional. Tidak hanya berguna meningkatkan kualitas dan
efisiensi produksi, penerapan standardisasi juga diyakini dapat memperkuat
posisi industri dalam negeri di pasar global.
“Salah satunya, kami mengakselerasi penerapan standardisasi di
industri keramik dan mineral nonlogam untuk meningkatkan produktivitas dan daya
saingnya,†kata Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI)
Kementerian Perindustrian, Andi Rizaldi pada acara Temu Usaha Industri di Balai
Besar Standardisasi Dan Pelayanan Jasa Industri Keramik Dan Mineral Nonlogam
(BBSPJIKMN) Bandung, Rabu (5/6).
Kepala BSKJI mengemukakan bahwa kinerja subsektor industri Barang
Galian Non Logam (BGNL) yang membawahi industri keramik dan mineral nonlogam
lainnya, mampu tumbuh signifikan pada triwulan IV tahun 2023 sebesar 9,17
persen, naik dibanding triwulan I-2023 yang mengalami kontraksi -2,1 persen.
“Sektor industri BGNL mampu berkontribusi 2,81 persen terhadap PDB industri
pengolahan nonmigas,†ujarnya.
Guna menggenjot performa industri manufaktur nasional, termasuk sektor
industri keramik, Kemenperin telah menyiapkan sejumlah strategi. Misalnya
penerapan standardisasi, yang tidak hanya terkait dengan pemberlakuan Standar
Nasional Indonesia (SNI), tetapi juga melingkupi standar industri hijau dan
standar spesifikasi teknologi industri.
“Bahkan, kami juga berperan dalam implementasi standar halal melalui
Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) yang dimiliki beberapa Unit Pelaksana Teknis
(UPT) di lingkungan BSKJI Kemenperin,†tutur Andi.
Menurutnya, ada tiga peran penting dalam penerapan standardisasi untuk
sektor industri. Pertama, sebagai instrumen meningkatkan kualitas produk.
Standardisasi dapat membantu menetapkan parameter kualitas yang konsisten untuk
produk keramik dan mineral nonlogam, sehingga memastikan bahwa produk-produk
tersebut memenuhi standar yang tinggi dan dapat bersaing di pasar global.
Kedua, sebagai upaya peningkatan efisiensi produksi termasuk inovasi
teknologi. Standardisasi dinilai mendorong inovasi dalam teknologi produksi dan
material, karena standar yang berkembang memerlukan peningkatan terus menerus
dalam teknologi untuk memenuhi persyaratan yang lebih ketat.
“Peran ketiga adalah sebagai non-tariff barrier yang menjamin bahwa
barang-barang yang berasal dari negara lain telah memenuhi persyaratan
keamanan, keselamatan dan kesehatan lingkungan hidup,†ungkap Andi. Dengan demikian,
penerapan standardisasi di bidang industri keramik dan mineral berujung pada
peningkatan daya saing nasional secara keseluruhan.
Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan
Mineral Nonlogam (BBSPJIKMN) Bandung sebagai UPT dibawah BSKJI memiliki peranan
penting dalam memastikan bahwa komoditas keramik dan mineral nonlogam yang
dihasilkan oleh industri dalam negeri memenuhi standar mutu yang berlaku. “Kami
berharap kegiatan Temu Usaha Industri ini dapat mendukung dan mendorong kinerja
industri keramik dan mineral nonlogam nasional agar menjadi lebih baik,â€
tandasnya.
Mengusung tema “Peran Standardisasi Industri Keramik dan Mineral
Nonlogam untuk Meningkatkan Daya Saing Industri Nasionalâ€, Kepala BBSPJIKMN
Azhar Fitri menyampaikan, kegiatan Temu Usaha Industri bertujuan untuk
memfasilitasi kolaborasi antara pemangku kepentingan industri, memberikan
wawasan tentang tren terbaru dan tantangan di pasar global, memperluas jaringan
bisnis dan peluang kerjasama, serta mendorong keberlanjutan dan penggunaan
teknologi hijau dalam industri.
“Dalam acara ini juga diselenggarakan seminar yang membahas pengamanan
industri dalam mendukung daya saing industri nasional, tantangan dan daya saing
industri keramik nasional, penerapan sertifikasi industri hijau di bidang
keramik, juga paparan dari perwakilan dari SIRIM Malaysia yang akan membawakan
topik Understanding SIRIM: Malaysia’s Standard of Excellence yang dihadiri oleh
pelaku industri dalam negeri, asosiasi, lembaga pemerintahan lintas sektoral
serta pegawai dari satuan kerja di lingkungan Kemenperin,†paparnya.
Dalam rangkaian Temu Usaha Industri, dilaksanakan pula penandatanganan
MoUkerjasamadengan PT Bamas Mulia Feldsparindodalam rangka optimalisasi
teknologi pengolahan feldspar menggunakan teknologi magnetic separator dan
penyerahan sertifikat kompetensi SDM industri keramik, yangdiserahkan kepada PT
Lucky Indah Keramik, PT Narumi Indonesia, dan PT Roca Refractories. Penyerahan
sertifikat Sistem Manajemen Mutu (SMM) juga akan dilakukan untuk PT Rumah
Keramik Indonesia, Sertifikat Industri Hijau untuk PT Muliaglass dan PT Sango
Ceramics Indonesia.
Opening Ceremony KERAMIKA INDONESIA
Penulis:
Humas BBSPJIKMN
Administrator: Prakom BBSPJIKMN
Mei 2024
Jakarta, 9 Mei 2024 – Kementerian
Perindustrian (Kemenperin) membuka pameran MEGABUILD dan Keramika Indonesia
2024 di Jakarta Convention Center (JCC). Direktur Industri Semen, Keramik, dan
pengolahan bahan galian nonlogam Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi,
dan Tekstil Kemenperin,
Putu Nadi Astuti menyampaikan, pameran Keramika Indonesia 2024 merupakan
pameran terbesar di ASEAN. Pameran ini juga akan menjadi ajang pertemuan bagi
segenap pelaku di bidang keramik mulai dari produsen keramik, distributor,
agen, retailer, hingga para profesional.
Acara yang berlangsung sejak 9 Mei hingga 12 Mei 2024 di Jakarta Convention Center ini menandai edisi ke-21 Megabuild Indonesia dan edisi ke-10 Keramika dan mengukuhkan posisinya sebagai pameran bahan bangunan dan keramik terlengkap di Indonesia. Pameran ini dirancang bukan hanya sebagai ajang pameran tetapi juga sebagai platform utama untuk pertukaran pengetahuan dan demonstrasi inovasi terkini.
Booth BBSPJIKMN di Keramika 2024
Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam sebagai unit pelaksana teknis di bawah Badan Standardisasi dan Kebijakan
Jasa Industri Kementerian Perindustrian turut berpartisipasi dengan menampilkan
hasil produksi tableware khas IKM binaannya yaitu; Luthuk Keramik Jogja,
Kaloka Pottery, Arkima Pottery 486, Apik Craft, dan Buntari. Selain itu,
BBSPJIKMN turut berpartisipasi dalam acara Press Conference dengan
mengangkat tema mengenai Layanan Jasa Sertifikasi Industri Hijau untuk Mendorong
Daya Saing Industri yang Tangguh dan Berkelanjutan.
Â
Pameran Sebagai Platform Konekvitas
dan Kolaborasi
Lebih dari 200 brand terkemuka yang
berpartisipasi pada perhelatan Pameran Keramika yang ke-10 ini. Edy Suyanto,
Ketua ASAKI, menyatakan harapannya agar acara pameran ini dapat mengangkat
industri keramik Indonesia ke panggung global dan memperkenalkan praktik
terbaik yang mendukung pembangunan berkelanjutan. Selain itu, acara ini juga
bertujuan untuk menampilkan inovasi yang bisa memperkuat komitmen terhadap
keberlanjutan sambil memberikan wawasan baru tentang cara-cara efisien dan
bertanggung jawab dalam penggunaan material dan teknologi.
Dengan
dukungan dari Kementerian PUPR, Kementerian Perindustrian, Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII),
Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), serta berbagai asosiasi dan industri terkait
lainnya, Megabuild & Keramika Indonesia berharap dapat menginspirasi lebih
banyak pelaku industri dan konsumen untuk mengadopsi pendekatan yang lebih
berkelanjutan dalam pembangunan, memajukan agenda keberlanjutan global dan
lokal serta mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Bpk. Andi Rizaldi (Tengah) didampingi Sekretaris BSKJI Ibu E. Ratna Utarianingrum (Kiri) serta Kepala BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam Bpk. Azhar Fitri (Kanan), dalam kegiatan kunjungan kerja dan pengarahan pegawai di Auditorium BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam pada Jumat, 03/05/2024.
Penulis :
Humas BBSPJIKMN
Administrator
: Prakom BBSPJIKMN
Mei 2024
Berita website BBSPJIKMN
Sistem
pelayanan jasa teknis pada Unit Pelayanan Teknis (UPT) di bawah Badan
Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI), Kementerian Perindustrian
yang sebagian masih berfokus pada sistem pelayanan PNBP dan beberapa Balai Besar
Standardisasi dan Balai Standardisasi sudah mulai bertransformasi menuju ke
sistem Badan Layanan Umum (BLU). Dalam hal ini, BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam
berkomitmen untuk bertransformasi secara bertahap dari sistem pelayanan PNBP
menjadi BLU.
Pada kunjungan kerja dan pengarahan
pegawai yang diselenggarakan pada jumat 3 Mei 2024 bertempat di Auditorium
BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam, Andi Rizaldi sebagai Kepala Badan
Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin dan Sekretaris BSKJI
Ibu E. Ratna Utarianingrum, menyampaikan perlunya kemampuan adaptif terhadap
perubahan dan perluasan layanan pada BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam dalam
mempersiapkan diri menuju sistem pelayanan BLU.
Andi Rizaldi menjelaskan bahwa transformasi ini didorong oleh kebutuhan akan keberlanjutan dalam memberikan layanan di masa depan yang lebih luas pemanfaatannya, adanya inovasi pada jenis dan sistem layanan baru, pengembangan pada jenis jasa layanan yang sudah ada pada unit, sehingga ruang lingkup layanannya lebih luas, dapat lebih memenuhi kebutuhan dan pemanfaatan aset unit yang dapat lebih dioptimalkan untuk keperluan pelaku industri.
Seluruh pegawai BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam mengikuti pengarahan pegawai oleh Kepala BSKJI Bpk. Andi Rizaldi dan Sekretaris BSKJI Ibu E. Ratna Utarianingrum, Jumat (03/05/2024).
E. Ratna
Utarianingrum pun menambahkan bahwa untuk menjadi Badan Layanan Umum merupakan
tantangan buat BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam agar dapat memenuhi segala
persyaratan yang tertuang di dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor
202/PMK.05/2022 tentang Pedoman Pengelolaan Badan Layanan Umum. Serta perlu
memberi perhatian terhadap jenis layanan yang rentan terhadap kebijakan import.
Salah satu yang menjadi fokus
adalah bagaimana cara yang dilakukan oleh unit kerja untuk mengembangkan
kapasitas layanan dan meningkatkan daya guna, nilai tambah dan manfaat ekonomi
dari aset BLU. Untuk itu unit kerja akan berusaha mempersiapkan segala aspek
yang dibutuhkan ungkap Azhar Fitri selaku Kepala BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam.
Disamping
itu penerimaan dari layanan BLU secara periodik dituntut mengalami kenaikan dan
secara konsisten dapat menerapkan standar layanan yang SMART (Specific,
Measurable, Atainable, Reliable and Timely) agar kualitas layanan yang
diberikan tetap prima. Tentunya harus didukung oleh kinerja pola
pengelolaan keuangan yang sehat,
ketersediaan SDM dan sarana prasarana yang mampuni.
BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam dalam bertransformasi menuju BLU menyiapkan strategi dalam pengembangan jasa layanan teknisnya, dengan tetap memperhatikan yang menjadi prioritas kebutuhan berkelanjutan bagi pelaku industri keramik dan mineral nonlogam yang berskala kecil, menengah dan besar di masa depan, dan membantu mendorong meningkatnya kualitas produk dan kinerja industri keramik nasional.
BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam kembali mendapat penghargaan sebagai Penyedia Layanan Jasa Konsultansi Teknologi Industri terbaik dalam acara KICK OFF DAPATI TAHUN 2024 di Makassar, Kamis (14/03/2024).
Penulis:
Humas BBSPJIKMN dan Tim DAPATI Yudistira 2023
Administrator:
Prakom BBSPJIKMN
Tanggal: Maret 2024
Pencapaian luar biasa kembali ditorehkan oleh Balai Besar
Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam
(BBSPJIKMN) melalui Tim Pelaksanaan Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Industri
(OPTI) dalam membina Industri Kecil dan Menengah (IKM). Sebuah penghargaan yang kembali diraih
dalam penghargaan bertajuk “Kick Off DAPATI Tahun 2024†yang diselenggarakan
oleh Kementerian Perindustrian melalui Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa
Industri (BSKJI) di Makassar, Kamis (14/03/2024).
Hal ini mengulang prestasi dalam penghargaan yang sama dengan yang diraih pada acara “Kick Off DAPATI Tahun 2023†lalu. Saat itu BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam meraihnya dengan membina IKM Naruna Ceramic yang memproduksi peralatan makan dan minum (tableware) yang terletak di Salatiga, Jawa tengah. Dan pada tahun 2024 ini BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam kembali meraih penghargaan tersebut dengan membina IKM Yudistira.
Kepala Badan
Satndardisasi dan Kebijakan Jasa Industri, Bpk. Andi Rizaldi menyerahkan
penghargaan kepada IKM Yudistira sebagai perusahaan industri dengan kinerja
terbaik yang diterima langsung oleh Bpk. Yudistira selaku owner IKM Yudistira.
Yudistira adalah salah satu nama Industri Kecil dan Menengah
(IKM) yang berada di kawasan Plered, Purwakarta, Jawa Barat. Kawasan
Plered Purwakarta sangat dikenal dengan salah satu sentra industri keramik di Jawa Barat. Salah
satu unggulan IKM ini yakni memproduksi bata tempel sebagai bidang usahanya.
Pemasaran produk bata tempel ini tak hanya di wilayah Jawa Barat saja tetapi
sudah menjangkau sampai luar pulau Jawa diantaranya Sumatera dan Kalimantan.
Usaha yang didirikan oleh Bapak Yudistira yang juga menjadi nama dari IKM ini, berdiri pada tahun 2022 dan saat ini memperkerjakan 9 orang tanaga kerja. IKM Yudistira selain memproduksi bata tempel juga memproduksi roster dan paving blok. Dari ketiga produksi tersebut IKM Yudistira dapat memproduksi 3000 sampai 3500 pcs/bulan dengan kapasitas terpasang 60 m2/bulan. Dalam produksinya produk bata tempel menggunakan bahan baku yang 100% lokal yang terdiri dari campuran semen dan grog (pecahan genteng) atau kalsit. Pembuatan bata tempel ini pun sangatlah sederhana serta tidak ada proses pembakaran dalam pemrosesannya.
Foto kiri: Bata tempel merah (samot) dan putih (kalsit).
Foto
kanan: Pengaplikasiannya di dalam sebuah bangunan.
Produk bata tempel ini adalah salah satu unsur yang
diperuntukan bagi bangunan yang mempunyai sifat dekoratif dan memperbagus serta
memperindah fasad bangunan. Sehingga umumnya bata tempel ini dipasang di luar
bangunan dan biasanya di bagian depan. Di IKM Yudistira produk yang cukup
populer dan permintaannya cukup tinggi adalah bata tempel merah yang berbahan
baku samot bata atau genteng. Rangkaian proses pembuatan bata tepel ini
meliputi pengolahan bahan baku, pencampuran, pencetakan dan pengeringan.
Kendala yang dihadapi oleh IKM Yudistira adalah selalu
membeli bahan baku samot dari pihak lain. Samot merupakan material halus yang
dihasilkan dari penggilingan bongkahan/grog bata atau genteng. Disaat pengiriman samot sebagai bahan baku terbatas dari pemasok,
sementara permintaan dari pelanggan tinggi maka IKM Yudistira pun mengalami
kendala untuk memenuhi permintaan pelanggan tersebut.
Hal inilah yang membuat BBSPJI Keramik dan Mineral
Nonlogam hadir memberi solusi melalui Program Dana Kemitraan Peningkatan
Teknologi Industri (DAPATI) Tahun 2023. Sebagaimana telah diketahui bersama
bahwa BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam selalu berkomitmen untuk
melaksanakan berbagai kerjasama dan kolaborasi dengan berbagai pihak dalam
mendorong kemajuan teknologi keramik dan mineral nonlogam. Hal ini merupakan
tujuan BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam dalam pengabdiannya kepada
masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam kegiatan DAPATI 2023, BBSPJI Keramik dan Mineral
Nonlogam memberikan jasa konsultansi untuk membantu mengatasi problem yang
terjadi di IKM Yudistira. Bentuk bantuannya adalah dengan merekomendasikan IKM
Yudistira melakukan pemenuhan kebutuhan samot sebagai bahan baku secara
mandiri. Hal ini dikhususkan agar dapat memenuhi kebutuhan bahan bakunya selalu
terpenuhi.
Dan diharapkan pemenuhan atas permintaan pelanggan
tersebut selalu terpenuhi dengan selalu tersedianya bahan baku samot. BBSPJI
Keramik dan Mineral Nonlogam pun selalu mendampingi dan memberikan solusi
dengan penyertaan teknologi melalui metode pengolahan bahan baku milling dengan
penggunaan alat jaw crusher. Melimpahnya bahan baku di Kawasan Plered,
Purwakarta berasal dari produk reject dari beberapa pabrik bata maupun genteng
yang terdapat di kawasan tersebut.
Dalam proses jasa konsultansinya BBSPJI Keramik dan
Mineral Nonlogam memberikan solusi dengan mendesain alat jaw crusher,
pendampingan serta pelatihan teknik pengolahan bahan baku. Dan kegiatan
tersebut telah dilaksanakan dengan baik, sehingga hasil capaian baik itu secara
teknologi, pengetahuan bahkan sampai
dengan pengoperasian alat dapat tercapai dengan baik.
Saat ini kapasitas produksi telah naik hingga mencapai 80%, artinya ini telah mampu untuk memenuhi kebutuhan atau permintaan dari pelanggan. Serta nilai ekonomi pun bertambah lebih dari 2 (dua) kali lipat dari sebelumnya. Hal ini menjadi pembuktian bahwa kegiatan DAPATI, selalu dan terus berkontribusi nyata dalam membantu Industri Kecil dan Menengah untuk mendorong kemajuan usahanya.
Foto bersama: Tim DAPATI
Tahun 2023 BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam dengan owner dan karyawan IKM
Yudistira.
Peran serta Balai Besar Standardisasi dan
Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam (BBSPJIKMN) dalam
mendukung untuk terus berkembangnya Industri Kecil dan Menengah tak akan pernah
berhenti dan selalu memberikan yang terbaik bagi kemajuan industri keramik dan
mineral nonlogam di Indonesia.
Untuk
informasi lebih lanjut mengenai program DAPATI atau program-program lainnya
yang tersedia di BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam, silahkan untuk dapat
mengunjungi website resmi bbk.go.id , serta dapat juga di dalam berbagai platform media
sosial kami atau hubungi nomor telepon 022-7206221.
Media Sosial Resmi BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam:
1. Instagram : bbk.official_kemenperin
2. Facebook : Balai Besar Keramik
3. X (Twitter) : Balai Besar Keramik / @balai_keramik
4. Youtube : Balai Besar Keramik
5. Tiktok : Balai Besar Keramik
/ bbk.kemenperin
Sumber : kontan.co.id
JAKARTA. PT Superior Porcelain Sukses (SPS) membangun
pabrik produksi Granit di Kabupaten Subang, Jawa Barat, dengan kapasitas 14
juta meter persegi per tahun.
Pabrik
yang berlokasi di Kadawung, Paburan, Subang itu memiliki luas bangunan 81.000
meter persegi. Pabrik ini dibangun di atas tanah 22 hekatare dan
ditargetkan bakal beroperasi pada semester II-2024.
Granite tile yang
diproduksi Superior Porcelain Sukses merupakan produk kedua SPS Corporate di
bidang building material. Sebelumnya SPS Corporated telah menjalankan
industri bata ringan.
“Granit
yang diproduksi perusahaan berjenis homogeneous tiles dan porcelain
tiles. Masing-masing kapasitas produksinya 7 juta meter
persegi per tahunnya,†ujar Hendra Widodo, Direktur Produksi PT Superior
Porcelain Sukses dalam keterangan resmi, Sabtu (22/7).
Dengan
demikian, perusahaan ini akan memiliki total produksi produk dalam setahun
mencapai 14 juta meter persegi.
Lebih
lanjut, Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) menyambut baik
pembangunan pabrik granit PT SPS.
Ketua
Bidang Keramik dan Ubin Asaki, Andrea Petrina menambahkan pembangunan pabrik
granit PT SPS itu bisa membawa multiplier effect terhadap perekonomian
Indonesia.
“Investasi
ini juga bagian dari komitmen industri keramik nasional terhadap dukungan
pemerintah yang telah memberikan harga gas khusus,†sebut dia.
Di
samping itu, Andrea melihat kehadiran pabrik granit SPS di Subang sekaligus
akan menjawab tantangan gempuran produk impor, terutama dari Tiongkok.
Sejak
beberapa tahun terakhir, dengan tingginya angka kebutuhan granit, barang-barang
Tiongkok memang membanjiri pasar lokal. Meskipun pemerintah tengah
menerapkan safeguard sejak
2018.
Data
Asaki menunjukkan, kapasitas produksi keramik nasional mencapai 550 juta meter
persegi per tahun. Dari jumlah itu, 140-150 juta meter persegi merupakan
keramik jenis B1A atau granit. Namun faktanya hanya bisa berjalan sekitar 50%.
“Gempuran
produk impor dari Tiongkok juga diindikasikan karena terjadi unfair
trade. Seperti salah satunya tax subsidi 14%, praktik indikasi
dumping, serta pengurangan ketebalan keramik,†tutupnya.
Sumber : kontan.co.id
JAKARTA. PT Superior Porcelain Sukses (SPS) membangun pabrik produksi Granit di Kabupaten Subang, Jawa Barat, dengan kapasitas 14 juta meter persegi per tahun.
Pabrik yang berlokasi di Kadawung, Paburan, Subang itu memiliki luas bangunan 81.000 meter persegi. Pabrik ini dibangun di atas tanah 22 hekatare dan ditargetkan bakal beroperasi pada semester II-2024.
Granite tile yang diproduksi Superior Porcelain Sukses merupakan produk kedua SPS Corporate di bidang building material. Sebelumnya SPS Corporated telah menjalankan industri bata ringan.
“Granit yang diproduksi perusahaan berjenis homogeneous tiles dan porcelain tiles. Masing-masing kapasitas produksinya 7 juta meter persegi per tahunnya,†ujar Hendra Widodo, Direktur Produksi PT Superior Porcelain Sukses dalam keterangan resmi, Sabtu (22/7).
Dengan demikian, perusahaan ini akan memiliki total produksi produk dalam setahun mencapai 14 juta meter persegi.
Lebih lanjut, Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) menyambut baik pembangunan pabrik granit PT SPS.
Ketua Bidang Keramik dan Ubin Asaki, Andrea Petrina menambahkan pembangunan pabrik granit PT SPS itu bisa membawa multiplier effect terhadap perekonomian Indonesia.
“Investasi ini juga bagian dari komitmen industri keramik nasional terhadap dukungan pemerintah yang telah memberikan harga gas khusus,†sebut dia.
Di samping itu, Andrea melihat kehadiran pabrik granit SPS di Subang sekaligus akan menjawab tantangan gempuran produk impor, terutama dari Tiongkok.
Sejak beberapa tahun terakhir, dengan tingginya angka kebutuhan granit, barang-barang Tiongkok memang membanjiri pasar lokal. Meskipun pemerintah tengah menerapkan safeguard sejak 2018.
Data Asaki menunjukkan, kapasitas produksi keramik nasional mencapai 550 juta meter persegi per tahun. Dari jumlah itu, 140-150 juta meter persegi merupakan keramik jenis B1A atau granit. Namun faktanya hanya bisa berjalan sekitar 50%.
“Gempuran produk impor dari Tiongkok juga diindikasikan karena terjadi unfair trade. Seperti salah satunya tax subsidi 14%, praktik indikasi dumping, serta pengurangan ketebalan keramik,†tutupnya.
Penulis:
Humas BBSPJIKMN
Administrator:
Prakom BBSPJIKMN
Tanggal:
Maret 2024
PT Surya Bangunan Semesta adalah perusahaan importir ubin
keramik yang didirikan pada tahun 2013. Perusahaan ini melakukan importasi ubin
keramik dari negara China dan India
untuk dijual di pasar Indonesia. Namun
saat ini perusahaan tersebut telah melakukan sebuah perubahan. PT Surya Bangunan Semesta kini telah bertransformasi
menjadi produsen ubin keramik di Indonesia dengan nama PT Rumah Keramik Indonesia.
PT Rumah Keramik Indonesia terletak di
Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah, tepatnya di Kawasan Industri Terpadu
Batang (KIT Batang). PT Rumah Keramik Indonesia menginvestasikan dana sebesar
Rp 1,5 triliun dalam pembangunan pabriknya. Di area seluas 14 hektare ini, PT
Rumah Keramik Indonesia berencana mencapai kapasitas produksi sebesar 21,6 juta
meter persegi per tahun dalam progres target produksi 5 tahun ke depan. Kegiatan pemasarannya juga berfokus pada pemasaran lokal
dan di tahun ketiga berencana akan mulai menjajal
pasar ekspor.
PT Rumah Keramik Indonesia berharap dengan adanya pembangunan pabrik ubin keramik ini, perusahaan dapat menyerap sekitar 1000 orang tenaga kerja lokal yang akan bersama-sama memajukan perusahaan tersebut. Hal ini sejalan dengan tujuan pemerintah agar terjadi hilirisasi industri, yang menciptakan lapangan kerja dan mampu memberikan nilai tambah ekonomi terutama bagi masyarakat dan usaha-usaha di sekitarnya.
Mesin Produksi Ubin di PT Rumah Keramik Indonesia
Pembangunan pabrik PT Rumah Keramik Indonesia telah
selesai di tahun 2023. Pabrik ini megaplikasikan latest energy saving technology,
Green Industry, dan emission reduction technology. Ini sebagai bukti
nyata dalam meningkatkan kekuatan industri dalam negeri dan memajukan
perekonomian bangsa. Adapun jenis yang diproduksi PT Rumah Keramik Indonesia
ini berjenis B.I.a, salah satu jenis ubin keramik yang di-press kering dan kadar penyerapan air nya maksimal 0,5 persen.
Pabrik yang memulai pembangunannya di KIT Batang
ini, telah melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) pada hari
Selasa, tanggal 7 Juni 2022 oleh Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia. Groundbreaking ini merupakan
yang pertama untuk industri keramik, dan juga perdana dari Penanaman Modal
Dalam Negeri (PMDN).
Bahlil juga mengapresiasi setinggi-tingginya atas
berbagai upaya yang telah di lakukan oleh PT Rumah Keramik Indonesia. Ia juga
menambahkan bahwa pemerintah tidak akan tinggal diam dan akan selalu berupaya
mendukung berbagai kegiatan industri di Indonesia sehingga roda perekonomian
pasca wabah covid-19 bisa berjalan normal dan semakin baik.
Hal ini dilakukan dengan tujuan pemerintah
untuk mendukung program substitusi impor sebesar 35 persen dan menyelesaikan
persoalan impor dengan mengoptimalkan pasar dalam negeri dengan produk-produk
industri dalam negeri. Tentu saja yang
selaras dengan program pemerintah yakni Program Peningkatan Penggunaan Produk
Dalam Negeri (P3DN).
Kolaborasi dan sinergitas antara pemerintah dan pihak
swasta ini memang sangat penting. Hal itu dikatakan Bahlil bahwa pemerintah
memberikan insentif, perizinan yang mudah, impor barang modal (tidak terkena
bea cukai) dan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) yang terjangkau sehingga produk
yang dihasilkan menjadi lebih baik dan kompetitif. Sementara itu, Bahlil juga menyatakan pihaknya
akan mengawal PT Rumah Keramik Indonesia bisa mendapatkan kesempatan untuk
memanfaatkan kebijakan HGBT dengan masuknya pipa gas sepanjang 60–70 km ke KIT Batang.
Direktur PT Rumah Keramik Indonesia, Surya Handoko mengatakan optimismenya bahwa produknya
siap bersaing dengan produk luar negeri karena produknya sama dengan yang diimpor
selama ini. Hal yang dipelajari selama menjadi importir menjadi dasar penerapan
kualitas serta keinginan untuk memberi nilai tambah bagi Negara.